KONSEP DASAR PAUD
Ø PAUD adalah pemberian upaya untuk menstimulasi,
membimbing, mengasuh
dan pemberian kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan
kemampuan dan keterampilan pada anak (kompetensi).
Ø Tujuan PAUD
antara lain adalah:
1. Kesiapan anak memasuki
pendidikan lebih lanjut
2. Mengurangi angka mengulang kelas
3. Mengurangi angka putus Sekolah (DO)
4. Mempercepat pencapaian Wajib belajar Pendidikan Dasar 9 tahun
5. Meningkatkan Mutu Pendidikan
6. Mengurangi angka buta huruf muda
7. Memperbaiki derajat kesehatan & gizi
anak
usia dini
8. Meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Ø Selain tujuan diatas, menurut UNESCO (2005) tujuan PAUD antara lain
berdasarkan beberapa alasan:
1. Alasan Pendidikan: PAUD merupakan
pondasi awal dalam meningkatkan kemampuan anak
untuk menyelesaikan pendidikan lebih tinggi, menurunkan angka mengulang kelas dan angka putus sekolah.
2. Alasan Ekonomi: PAUD merupakan investasi yang menguntungkan
baik bagi keluarga maupun pemerintah
3. Alasan sosial: PAUD merupakan salah satu upaya untuk menghentikan roda kemiskinan
4. Alasan Hak/Hukum: PAUD
merupakan hak setiap anak untuk memperoleh
pendidikan yang dijamin oleh undang-undang.
Ø Melalui PAUD, anak diharapkan dapat mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya antara lain:
agama, kognitif, sosial-emosional, bahasa,
motorik kasar dan motorik halus, serta kemandirian; memiliki dasar-dasar aqidah yang lurus sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya,
memiliki
kebiasaan-kebiasaan perilaku
yang diharapkan, menguasai sejumlah
pengetahuan dan keterampilan dasar sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangannya, serta memiliki motivasi
dan sikap belajar yang positif.
Ø Ruang lingkup PAUD di
Indonesia mencakup usia
sejak lahir sampai
dengan 6 (enam)
tahun. Pengelompokan usia anak dapat dikategorikan
sebagai berikut:
1. Anak usia 0 – 1 tahun disebut infant (bayi)
2. Anak usia 1 – 3 tahun disebut toddler
(batita
= bawah tiga tahun)
3. Anak usia 3 – 4 tahun disebut playgroup (kelompok bermain)
4. Anak usia 4 – 6 tahun disebut kindergarten (TK)
Ø Landasan Filosofis
PAUD
1. Pandangan Pestalozzi
Pestalozzi berpandangan bahwa anak pada dasarnya memiliki
pembawaan yang
baik. Pertumbuhan
dan
perkembangan
yang
terjadi pada anak
berlangsung secara bertahap dan berkesinambungan. Lebih lanjut
ia mengemukakan bahwa
masing-masing
tahap partumbuhan
dan
perkembangan seorang individu haruslah tercapai dengan sukses
sebelum berlanjut pada tahap berikutnya.
Pestalozzi percaya bahwa cara belajar yang terbaik untuk mengenal berbagai
konsep adalah dengan melalui berbagai
pengalaman
antara lain dengan menghitung, mengukur, merasakan
dan
menyentuhnya.
2. Pandangan Maria Montessori
Montessori memandang perkembangan anak usia prasekolah/ TK
sebagai
suatu
proses
yang berkesinambungan.
Ia memahami
bahwa pendidikan merupakan
aktivitas diri yang mengarah pada
pembentukan disiplin pribadi, kemandirian
dan pengarahan diri.
Gejala psikis atau kejiwaan yang
memungkinkan anak
membangun pengetahuannya sendiri dikenal dengan istilah
jiwa
penyerap (absorbent mind).
3. Pandangan Froebel
Pendidikan keluarga sebagai pendidikan pertama bagi
anak dalam kehidupannya,
sangatlah
penting, karena kehidupan
yang
dialami oleh anak pada masa kecilnya akan
menentukan kehidupannya
di masa depan.
Froebel memandang pendidikan dapat membantu perkembangan anak
secara wajar. Ia menggunakan taman sebagai simbol dari pendidikan anak. Apabila anak
mendapatkan pengasuhan yang tepat, maka seperti halnya tanaman
muda akan berkembang secara wajar mengikuti
hukumnya sendiri.
4. Pandangan J.J. Rousseau
Rousseau memiliki keyakinan bahwa seorang
ibu dapat menjamin pendidikan anaknya secara alamiah. Ia berprinsip bahwa
dalam mendidik anak, orang tua
perlu
memberi kebebasan pada
anak agar mereka dapat berkembang secara
alamiah
5. Pandangan Jean Piaget
dan Lev Vigotsky
Pandangan konstruktivis dimotori oleh dua orang
ahli psikilogi yaitu
Jean Piaget dan Lev
Vigotsky. Pada dasarnya paham
konstruktivis ini mempunyai asumsi bahwa anak
adalah pembangun
pengetahuan yang aktif. Anak mengkonstruksi
pengetahuannya berdasarkan pengalamannya.
Piaget dan Vigotsky
sama-sama menekankan pada pentingnya
aktivitas bermain
sebagai sarana untuk pendidikan
anak, terutama
yang
berkaitan dengan pengembangan kapasitas berfikir. Lebih jauh mereka berpendapat bahwa aktivitas bermain juga dapat menjadi akar bagi perkembangan perilaku moral. Hal itu terjadi ketika dihadapkan
pada suatu situasi yang menuntut mereka untuk
berempati serta
memenuhi aturan dan perannya dalam kehidupan bermasyarakat.
6. Pandangan Ki
Hadjar
Dewantara
Nama aslinya adalah Suwardi Suryaningrat, Ki Hadjar
memandang anak sebagai kodrat alam
yang
memiliki pembawaan masing-masing serta
kemerdekaan untuk
berbuat serta mengatur dirinya sendiri. Anak memiliki hak untuk menentukan apa yang baik bagi dirinya, sehingga anak
patut diberi kesempatan untuk
berjalan sendiri, dan tidak terus menerus
dicampuri atau
dipaksa. Pamong (guru) hanya
boleh memberikan
bantuan apabila
anak menghadapi
hambatan yang cukup berat dan tidak dapat diselesaikan.
Pendidikan
sama
sekali tidak
mengubah dasar pembawaan
anak, kecuali memberikan tuntunan agar kodrat-kodrat bawaan anak
itu bertumbuh-kembang ke arah yang lebih baik.
Ø Prinsip-prinsip Pendekatan dalam Pembelajaran Anak Usia Dini
1. Berorientasi
pada kebutuhan anak
2. Sesuai dengan perkembangan anak
3. Mengembangkan kecerdasan anak
4. Belajar melalui bermain
5. Belajar dari kongkrit ke abstrak, sederhana ke kompleks, gerakan ke
verbal, dan dari sendiri
ke sosial.
6. Anak
sebagai pebelajar aktif
7. Anak belajar melalui interaksi
sosial dengan orang dewasa dan teman
sebaya di lingkungannya
8. Menggunakan lingkungan yang kondusif
9. Merangsang kreativitas
dan
inovasi
10. Mengembangkan kecakapan hidup
11. Memanfaatkan potensi lingkungan
12. Sesuai dengan kondisi sosial
budaya
13. Stimulasi
secara holistik
DAFTAR PUSTAKA
Masitoh dkk. (2005) Strategi Pembelajaran TK.
Jakarta: 2005.
Patmonodewo, Soemiarti. (2003) Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka
Cipta.
Siti Aisyah
dkk. (2007) Perkembangan dan Konsep Dasar
Pengembangan
Anak
Usia Dini. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Sujiono,
Yuliani
Nurani.
(2009) Konsep Dasar Pendidikan
Anak
Usia Dini.
Jakarta: PT Indeks.
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan UU No. 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Visimedia
Hildebrand, Verna (1986), Introduction to Early Childhood Education 4th ed.
New York: Mac
Millan Publishing Company
Mayke
S.
Teja
Saputra.
(2001). Bermain,
Mainan dan Permainan
untuk
Pendidikan Usia Dini. Jakarta: Grasindo
Wolfgang,
Charles
H. and Mary E. Wolfgang. (1992).
School
for Young
Children. Boston: Allyn and Bacon
0 Response to "KONSEP DASAR PAUD"
Catat Ulasan