CARA DAPAT UANG ONLINE

>

Makalah tentang semeotika

Makalah tentang semeotika


BAB I
PENDAHULUAN
Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan kita dan senantiasa meridhoi amal ibadah kita.kesejahteraan dan keselamatan semoga senantiasa dilimpahkan kepada nabi besar Mohammad SAW.
Semeotika di pahami oleh sebagian orang sebagai suatu bidang ilmu yang mengkaji suatu tanda/lambang/symbol guna mengunkapkan arti atau makna suatu tanda atau lambag tertentu.dalam ruang linkupnya semeotika banyak mengkaji tentang budaya karena dalam budaya itu terdapat banyak sekali simbol atau makna yang perlu untuk di unkapkan guna kepentingan bersama dalam bidang ilmu pengetahuan.
Dewasa ini semeotika banyak di fungsikan untuk menkaji budaya-budaya baik budaya masa lampau atau budaya masa sekarang.semeotika sendiri berasal dari bahasa yunani semeon yang berarti  tanda .dari kata inilah terbentuk istilah semiotic ,yitu kajian satera yang yang bersifat saintifik yang meneliti system perlambangan yang berhubungan  dengan tanggapan dalam karya.oleh sebab itu semeotiga tidak dapat lepas dari kajian budaya.budaya sendiri adalah merupakan segala hasil karya atau cipta dari manusia,meliputi bahasa,adat istiadat,tulisan dan lain-lain.
Manusia sebagai homo culturalis,yakni sebagai mahluk yang selalu ingin memahami makna dari apa yang diketemukannya  ( Denesi dan Peron) .makna dalam sejarah merupakan merupakan hasil komulasi dari waktu  ke waktu.dengan demikian manusia juga mencari makna dengan melihat ke sejarah.
Dalam dunia islam kini semiotic telah diterapkan oleh para cendekiawan muslim  untuk mempelajari dan mengembangkan studi islam supaya tidak kalah atau tertiggal dari bangsa barat .banyak aspek yang dapat digali dengan semeotika dalam studi is             lam diantranya adalah dalam mengungkap tanda atau dalam konteks ini pesan /makna suatu ayat atau hadist sehingga ada suatu metode untuk menjabarkanya diantarannya yitu dengan semeotika dan hermeneotika dan yang akan kita bahas nanti adalah focus pada semeotika dalam pembahasan yang tertera di belakang nanti yang semoga dapat menambah pemahaman kita tentang semeotika.                               


BAB II
LANDASAN TEORI


A.pengertin Semeotika :
1. Secara etimologi (bahasa)
 semeotika berasal dari bahasa yunani yaitu ;”semeion” yang memiliki arti sebagai “Tanda” (Sudjiman dan van Zoest, 1996: vii) atau seme,yang berarti ”penafsir tanda” (Cobley dan Jansz, 1999: 4) (dalam Sobur, .2004: 16).. Tanda itu sendiri diartikan sebagai sesuatu yang dapat mewakili sesuatu yang lain
Contohnya : asap pertanda adanya api.
2. Secara terminology (istilah)
semiotic dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan peristiwa yang terjadi di seluruh dunia sebagai tanda.
 Semeon adalah istilah yang digunakan oleh orang greek untuk merujuk kepada sains yang mengkaji system perlambangan atau system tanda dalam kehidupan manusia. Secara Metode Semiotika merupakan suatu metode analisa isi media atau suatu teks, dimana analisa tersebut mengadaptasi model analisa linguistik dari Ferdinand de Saussure (1960)
3.Pendapat Para Tokoh
a. Semiotic  adalah disiplin ilmu sains umum yang mengkaji system perlambangan disetiap bidang kehihupan ,bukan saja merangkum system bahasa , tetpi juga merangkum lukisan, ukiran ,fotografi ,maupun pementasan drama atau pewayangan (pengantar teori semiotic, Zulkarnaen Yani,S.Ag )
b. Semeotika yaitu kajian sastera yang bersifat saintifik yang mmeneliti system perlambangan yang yang berhubungan dengan tanggapan dalam karya atau semiotic juga bias diartikan sebagai ilmu yang mengkaji tanda dalam kehidupan mannusia.artinya semua yang hadir dalam kehidupan kita dilihat sebagai tanda,yakni sesuatu yang harus kita beri makna (Ferdinand De saussur ). Dalam teorinya De saussur lebih menekan aspek bahasa sebagai kajian.
c. Pengertian yang paling singkat yang dikemukakan oleh Preminger (2001:89). Semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda. “Ilmu ini menganggap bahwa kejadian sosial di masyarakat dan kebudayaannya merupakan tanda-tanda.
d. Pierce (dalam Zoest 1978: 1) mengatakan semiotik adalah cabang ilmu yang berurusan dengan pengkajian tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda, seperti sistem tanda dan proses yang berlaku bagi pengunaan tanda.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa semiotik adalah ilmu untuk mengetahui tentang sistem tanda, kovensi-konvensi yang ada dalam sastra dan makna yang tekandung di dalamnya.
Adapun Pierce (dalam Sukada, 1987: 35) menawarkan tiga kelompok tanda berdasarkan jenis hubungan antara item pembaca makna, dengan item yang ditunjukkannya :
1. Icon, adalah tanda yang menggunakan kesamaan, atau ciri-ciri bersama, dengan apa yang dimaksudkannya. Misalanya, kesamaan antara sebuah peta dengan wilayah geografis yang digambarkannya.
2. Indeks, adalah suatu tanda yang mempunyai kaitan kausal dengan apa yang diwakilinya. Misalnya asap merupakan suatu tanda adanya api, dan arah angin menunjukkan suatu tanda cuaca.
3. Simbol, adalah hubungan antara item penanda dengan item yang ditandainnya, yang tidak bersifat alamiah, melainkan merupakan kesepakatan masyarakat semata-mata. Misalnya, gerakan tangan yang bergetar, dan lampu merah berarti ”berhenti” . pada dasarnya, contoh utama jenis ini adalah kata-kata, yang menunjukkan suatu bahasa.


BAB III
ANALISIS

A.Semeotika dalam teks budaya dan Penerapan dalam studi islam
1.Semeotika dalam kajian teks budaya
Sebelum kita masuk dalam pembahasan adakalanya kita perlu tahu sedikit dengan apa yang di sebut dengan budaya.Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa  sansakerta yaitu buddhayah,yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal ) diartikan sebagai hal- hal yang berkaitan dengan budi dan akal  manusia (www.wikipedia.com )
Jadi budaya dapat di definisikan sebagai suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi kegenerasi.budayaterbentuk dari banyak unsur yang rumit termasuk :
a.       System agama dan politik
b.      Adat istiadat
c.       Bahasa dan seni
d.      Perkakas pakaian dan bangunan
Maksud dari semeotika budaya /cultural adalah semeotika digunakan sebagai sarana untuk menafsirkan  karakter-karakter kebudayan dengan menggunakan symbol  atau lambang.
Ada beberapa unsur dan bagian yang harus kita pahami dulu untuk dapat memahami dan menerapkan konsep semeotika.dalam berebagai aspek sebagai berikut
a.Unsur-unsur Semeotika
Pierce dalam Zoest juga membagi tanda atas tiga bagian menurut sifat penghubungan tanda dan denotatum, yaitu:
1.      Tanda ikon adalah tanda yang ada sedemikian rupa sebagai kemungkinan tanpa tergantung pada adanya sebuah denotatum, tetapi dapat dikaitkan dengan atas dasar suatu persamaan yang secara potensial dimilikinya. Definisi mengimplikasikan bahwa segala sesuatu merupakan ikon, karena semua yang ada dalam kenyataan dapat dikaitkan dengan suatu yang lain.
2.      Indeks adalah tanda yang dalam hal corak tandanya tergantung dari adanya sebuah denotatum, dalam hal ini, hubungan antara tanda dan denotatum adalah bersebelahan. Kita katakan, tidak ada asap tanpa api. Memang asap dapat dianggap sebagai tanda untuk api dan dalam hal ini ia merupakan indeks.
3.      Simbol adalah tanda yang hubungan antara tanda dan denotatumnya ditentukan oleh suatu peraturan yang berlaku umum. Bila seseorang menanyakan sesuatu pada saya dan saya menggerakkan kepala dari atas kebawah, si penanya akan mengangguk bahwa saya mengiyakan pertanyaannya. Ia menghubungkan mengangguk dengan denotatum yang dapat kita sebut ”iya” atau membenarkan

Selanjutnya Peirce (dalam Sobur : 41) berdasarkan objeknya membagi tanda dalam ikon, indeks, dan simbol. (1) ikon adalah tanda yang hubungan antara tanda dengan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Atau dengan kata lain, ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan misalnya, potret, dan peta. (2) indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. Contoh yang palin jelas ialah asap sebagai tanda adanya api. (3) simbol tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara penanda dengan petandanya. Hubungan ini bersifat arbitrer atau semena berdasarkan konvensi masyarakat. Misalnya, berbagai gerakan (anggota) badan menandakan maksud-maksud tertentu seperti mengacungkan ibu jari kearah seorang anak yang berprestasi dalam belajar merupakan simbol bahwa ia sangat bagus dan pintar dari anak lainnya.
Adapun menurut Pradopo (2003: 120) bahwa ikon adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan yang bersifat alamiah antara penanda dan petandanya. Hubungan itu adalah hubungan persamaan, gambar kuda sebagai (penanda) yang menandai kuda (petanda). Indeks adalah tanda yang menunjukkan hubungan kausal atau sebab-akibat antara penanda dengan petandanya.
Misalnya api menandai api, alat penanda angin menunjukkan arah angin dan lain sebagainya. Simbol adalah tanda yang bersifat arbitrer (semau-maunya). Arti tanda itu itu ditentukan oleh konvensi. Kata ibu dalam bahasa Indonesia merupakan tanda berupa satuan bunyi yang menandai arti: orang yang melahirkan kita. Dan orang Inggris menyebutnya mother, sedangkan orang Prancis menyebutnya denagan La mere dan sebagainya.
Dalam teks kesastraan ketiga jenis tanda tersebut sering hadir bersama dan sulit dipisahkan. Jika sebuah tanda itu dikatakan sebagai ikon, ia haruslah dipahami bahwa tanda tersebut mengandung penunjukkan ikon, menunjukkan banyaknya ciri ikon dibanding dengan dua jenis tanda yang lain. Begitu pula terhadap indeks dan simbol, ketiganya sulit dikatakan mana yang paling baik karena berfungsi untuk penalaran, pemikiran, dan perasaan

Dalam penelitian sastra dengan pendekatan semiotik, tanda berupa indekslah yang paling banyak dicari, yaitu berupa tanda-tanda yang menunjukkan sebab akibat.
Adapun contoh kutipan berupa penokohan dalam novel / atun ‘inda nuqtati al-sifri/ ‛Per empuan di Titik Nol Karya Nawal Al-Sa’dawi adalah sebagai berikut

/Wa asbahtu mūmisān nājihatan. ahsalu ala a‛li samanin, wa yatanāfasu”alayya a’zamu al-rijāli/ “saya telah menjadi pelacur yang sangat sukses. Saya menerima bayaran yang paling mahal, dan orang-orang yang penting pun bersaing untuk disenagi oleh saya”(Al-Sa’dawi, 2000: 130).

Tanda semiotik pada kutipan diatas berupa indeks sebab ia (Firdaus) telah menjadi seorang pelacur yang sukses mengakibatkan ia menerima bayaran yang sangat mahal dan disenangi bayak orang penting. Dengan kata lain, Firdaus telah menjadi pelacur kelas atas yang disenangi kalangan pejabat
b. Macam-macam Semiotik
Ada 9 macam semiotik yang kita ketahui :
1.      Semiotik Analitik
Semiotik analitik adalah semiotik yang menganalisis sistem tanda
2.      Semiotik Deskriptif
Semiotik deskriptif adalah semiotk yang memeperhatikan sistem tanda yang adapat kita alami sekarang, meskipun ada tanda yang sejak dahulu tetap seperti yang disaksiskan sekarang.                                              
      3.     Semiotik Faunal (Zoo semiotic)
Semiotik Faunal adalah semiotik yang khusus memperhatikan sistem tanda yang dihasilkan oleh hewan
      4.      Semiotik Kultural
Semiotik kultural adalah semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang berlaku dalam kebudayaan masyarakat tertentu.
5.      Semiotik Naratif
Semiotik Naratif adalah semiotik yang menelaah sistem tanda dalam narasi yang berwujud mitos dan cerita lisan (Folkkore)
      6.      Semiotik Natural
Semiotik natural adalah semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dihasilkan oleh alam.
     7.      Semiotik Normatif
Semiotik normatif adalah semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang di buat oleh manusia yang berwujud norma-norma, misalnya rambu-rambu lalu lintas.
8.      Semiotik Sosial
Semiotik sosial adalah semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dihasilkan oleh manusia yang berupa lambang.
9.      Semiotik Struktural
Semiotik struktural adalah semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yag dimanifestasikan melalui struktur bahasa.
    
Dari penjelasan  tersebut kita tahu bahwa semeotika dapat diterapkan untuk mengkaji budaya karena unsur semeotika tidak lepas dari bagian yang membentuk  budaya itu sendiri sebagai contoh nyatanya adalah :
a.dalam sastera semeotika di gunakan untuk mengkaji aspek-aspek intrinsik yang terkandung dalam karya sastera tersebut  missal: penokohan,watak ,amanat  yang kesemuanya itu dalam semeotika dianggap sebagai tanda yang digunakan untuk mencari makna.
b.dalam seni  dan karya seni saya ambil satu contoh dari banyak hal missal batik,dalam batik terkandung pola-pola yang mengambarkan tema yang ingin disampaikan oleh pembuatnya yang berrupa tanda-tanda yang harus dipahami.

2. Penerapan Semeotika dalam study islam
a.Metodologi,Metode,dan Teknik penelitian Dalam Semiotika
Metodologi adalah cara dalam penelitian untuk memperoleh “pengertian”dan “pemahaman”dari objek yang kita teliti serta bagaimana pengetahuan dan pemahaman itu memenuhi tujuan penelitian kita.dalam hal pemilihan,kita dapat menggolongkan data penelitian kualitatif menjadi (1)data auditif, (2)teks, (3)data audiovisual.
Dasar-dasar semiotic structural adalah sebagai berikut :
(1)   Tanda adalah sesuatu yang terstruktur dalam kognisi manusia dalam kehidupan bermasyarakat
(2)   Apabila manusia memandang suatu gejala sebagai tanda, maka ia melihatnya sebagai sebuah struktur
(3)   Manusia dalam kehidupannya melihat tanda melalui dua poros,yakni sintagmatik dan asosiatif.
(4)   Teori adanya bersifat dikotomis
(5)   Analisisnya didasari oleh sebagian atau seluruh kaidah-kaidah analisis struktur.suatu gejala bahasa dapat dilihat dari dua segi :
a.Segi Sinkroni,yakni melihat gejala itu pada tataran atau kurun waktu tertentu tanpa melihat proses perkembangannya.
b.Segi Diakroni,yaitu suatu gejala bahasa dapat dipandang dari segi poros perkembanganya.
Objek kajian semiotic adalah tanda.dalam mengamati tanda sebagai objek kajian peneliti melihatnya berdasarkan tiga jenis dimensi,yaitu :

(1)   Dimensi Temporal
(2)   Dimensi Notasional
(3)   Dimensi Srruktural
Metode studi Islam secara lebih rinci dan dapat dijabarkan sebagai berikut:

1.  Metode Diakronis
Suatu metode mempelajari Islam menonjolkon aspek sejarah, metode ini memberikan kemungkinan adanya studi komparasi tentang berbagai penemuan dan pengembangan ilmu pengetahuan dalam Islam, sehingga umat Islam memiliki pengetahuan yang relevan hubungan sebab akibat dan kesatuan integral. Lebih lanjut umat Islam mampu menelaah kejadian sejarah dan mengetahui lahirnya tiap komponen, bagian subsistem dan supra sistem ajaran Islam. Wilayah metode ini lebih terarah pada aspek kognitif.
Metode diakronis disebut juga metode sosiohistoris yakni suatu metode pemahaman terhadap suatu pemahaman terhadap suatu kepercayaan sejarah atau kejadian dengan melihatnya sebagai suatu kenyataan yang mempunyai kesatuan yang mutlak dengan waktu, tempat, kebudayaan, golongan dan lingkungan dimana kepercayaan sejarah atau kejadian itu muncul. Metode ini menghendaki adanya pengetahuan, pemahaman dan penguraian ajaran-ajaran Islam dari sumber dasarnya yakni al-Qur’an dan as-Sunnah serta latar belakang masyarakat, sejarah, budaya di samping sirah nabi SAW dengan segala alam pikirannya.
2.      Metode Sinkronis-Analitis
Suatu metode mempelajari Islam yang memberikan kemampuan analisis teoritis yang sangat berguna bagi perkembangan keimanan dan mental intelek umat Islam. Metode ini tidak semata-mata mengutamakan segi aplikatif praktis, tetapi juga mengutamakan telaah teoritis.
Metode diakronis dan metode sinkronis analitis menggunakan asumsi dasar sebagai berikut:
a.       Islam adalah agama wahyu Illahi yang berlainan dengan kebudayaan sebagai hasil daya cipta dan rasa manusia.
b.      Islam adalah agama yang sempurna dan di atas segala-galanya (QS. Al-Maidah: 3)
c.       Islam merupakan supra sistem yang mempunyai beberapa sistem dan subsistem serta komponen dengan bagian-bagiannya dan secara keseluruhan merupakan suatu struktur yang unik.
d.      Wajib bagi umat Islam untuk mengajak pada yang ma’ruf dan nahi munkar (QS. Ali Imron: 104)
e.       Wajib bagi umat Islam untuk mengajak orang lain ke jalan Allah dengn jalan yang hikmah dan penuh kebijaksanaan (QS. An-nahl: 125)
3.      Metode Problem Solving (hill al musykilat)
Metode mempelajari Islam untuk mengajak pemeluknya untuk berlatih menghadapi berbagai masalah dari suatu cabang ilmu pengetahuan dengan solusinya.
4.      Metode Empiris (Tajribiyyah)
Suatu metode mempelajari Islam yang memungkinkan umat Islam mempelajari ajarannya melalui prosed realisasi, aktualisasi, dan internalisasi norma-norma dan kaidah Islam dengan suatu proses aplikasi yang menimbulkan suatu interaksi sosial, kemudian secara deskriptif proses interaktif dapat dirumuskan dan suatu sistem norma baru.
Metode problem solving dan metode empiris menggunakan asumsi dasar sebagai berikut:
a.  Norma (ketentuan) kebajikan dan kemungkaran selalu ada dan diterangkan dalam Islam (QS. Ali Imron: 104)
b.  Ajaran Islam merupakan jalan untuk menuju ridho Allah (QS. Al-fath: 29)
c.    Ajaran Islam merupakan risalah atau pedoman hidup di dunia dan akhirat (Asy-Syura: 13).
d.   Ajaran Islam sebagai ilmu pengetahuan (QS. Al-baqoroh: 120, at-Taubah: 122)
e.       Pemahaman ajaran Islam bersifat empiris-intuitif (QS. Fushilat: 53)
5.      Metode Deduktif
Suatu metode memahami Islam dengan cara menyusun kaidah-kaidah secara logis dan filosofis dan selanjutnya kaidah-kaidah itu diaplikasikan untuk menentukan masalah yang dihadapi.
6.      Metode Induktif (al-Marhal al-Istiqariyyah)
Suatu metode memahami Islam dengan cara menyusun kaidah-kaidah hukum untuk diterapkan kepada masalah-masalah furu’ yang disesuaikan dengan mazhabnya terlebih dahulu.
Prosedur pelaksanaan metode induktif dapat dilakukan dengan empat tahap yaitu:
a.       Adanya penjelasan dan penguaraian serta menampilkan topik yang umum.
b.      Menampilkan pokok-pokok pikiran dengan cara menghubungkan hubungan masalah tertentu, sehingga dapat mengikat bahasan untuk menghindari masuknya bahasan yang tidak relevan.
c.       Identifikasi masalah dengan mensistematisasi unsur-unsurnya dan
d.      Implikasi formulasi yang baru tersebut.

Dari beberapa Metode study islam di atas  Penenrapan konsep Semeotika jelas dibutuhkan semisal sebagai berikut :
1 .Metode diakroni yang merujuk pada sejarah semeotika digunakan untuk mencari makna dari tanda-tanda dalam sejarah tersebut
2 .Metode sinkroni yang lebih mengacu pada teoritis yang bersumber pada pokok ajaran islam yang ter dapat tanda di dalamnya pasti juga membutuhkan semeotika.
3 .Dalam menngkaji ayat-ayat karena tidak semua ayat memiliki makna secara langsung yang dapat dipahami,ada sebagian ayat yang mengandung lambang yang harus dipahami dulu.




BAB IV
KESMPULAN

1 .Semeotika adalah ilmu yang mengkaji tanda dalam kehidupan manusia yang      memiliki beberapa unsur :
a.       Icon : sesuatu yang melaksanakan fungsi sebagai penanda yang serupa dengan bentuk objeknya
b.      Index : sesuatu yang melaksanakan funsi sebagai penanda yang mengisyaratkan penandanya
c.       Symbol : Sesuatu yang melaksanakan fungsi sebagai penanda yang oleh kaidah secara konvensi telah lazim di gunakan dalam masayarakat.

2. Semeotika dalam budaya berperan untuk mengkaji tanda-tanda dalam budaya tertentu yang sangat komleks sehingga mempermudah kita dalam proses mengkaji dan menelaah sistim-sistim budaya
3. Penerapan dalam studi islam jelas sangat di butuhkan karena semeotika membaatu dalam keilmuan studi islam itu sendiri dengan mengacu pada teori/konsep-konsep dalam semiotika.



BAB V
PENUTUP


Sebagai penutup tak lupa kami haturkan terima kasih kepada semua pihak utamannya kepada sesluruh anggota kelumpok,puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan kesabaran sehingga makalah ini dapat terselesaikan,dan tak lupa juga bapak Drs.Selamet, Msi,yang telah memberikan bimbingannya dengan ikhlas dan sabar,kepada sahabat-sahabati yang senantiasa bersemangat dan antusias dalam bertukar pendapat dan pikiran.
Dan ahirnya kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan yang perlu untuk diperbaiki.maka dari itu sudilah kiranya saran dan kritik yang bersifat membangun dari saudara sangat kami harapkan.semoga ini ber manfaat bagi kita semua dan terima kasih atas perhatianya.


Daftar Pustaka
Muhamimin, Kawasan dan Wawasan Studi Islam.Jakarta: Kencana. 2005.
Nata, Abudin. Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2002
Thahir, Lukman S. Studi Islam Interdisipliner. Yogyakarta: CV. Qalam  Yogyakarta.2004
Makalah tentang semeotika

0 Response to "Makalah tentang semeotika"

APLIKASI PENGHASIL UANG

>