CARA DAPAT UANG ONLINE

>

makalah metode filologi

makalah metode filologi

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Agama merupakan sesuatu yang berhubungan dengan keyakinan, keimanan dan kepercayaan seseorang. Dalam pembahasan in, agama dipandang dan diteliti tidak secara sepihak atau memandang agamanya lebih baik dan menghina agama lain. Namun, pemahaman agama di pandang secara obyektif mengenai kebenarannya dengan sikap yang relatif. Hal itu diperlukan beberapa pandangan atau pendapat dari beberapa para ilmuwan.
Tujuan dari kajian ini untuk mengungkapkan argumen-argumen yang logis, meningkatkan pemahaman agama dan memperjelas bahasan agama dilihat dari sudut pandang beberapa para ahli dan dilihat dari beberapa metode atau pendekatan, diantaranya adalah Pendekatan filologi
 
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang menjadi sasaran studi Islam ?
2.      Bagaimana pemahaman agama bila dilihat dari pendekatan filologi?
3.      Sejauh mana manfaat filologi bagi studi Islam!
4.      Kajian Filologi dalam Studi Islam mencakup, metode Tafsir, Hadits, (Assunah) dan Pendekatan Filologi terhadap teks, naskah dan kitab-kitab non normative.
Dari kajian dengan metode filologi diharapkan bisa mengkaji dan membahas serta memahami Islam dari kacamata akademik yang bersifat objektif tanpa fondasi sentiment dan fanatisme sentris.



BAB II
LANDASAN TEORI

PENGGUNAAN METODE FILOLOGI DENGAN STUDI ISLAM

A.      Penjelasan Judul
Penggunaan metode filologi dikatakan sebagai aliran utama kajian ke-Islaman modern.Tidak sedikit Sarjana Baratyang melakukan kajian Teks dan manuskrip Islam khususnya dalam Bahasa Arab,yang tersebar dan -kawasan Barat sendiri.Mereka mengumpulkan dan mengklasifikasikan teks dan manuskrip tersebut,menguji otentitas kepengarangan,menyunting bagian-bagian yang dipandang kabur,memberi penjelasan dan penafsirkan serta meneliti hubungan antar teks dan manuskrip itu sendiri.

1.  Pengertian Studi Islam
a.    Pengertian Studi Islam secara etimologi
Studi Islam secara etimologis merupakan terjemahan dari bahasa Arab Dirasah Islamiyah. Dalam kajian Islam di Barat studi Islam disebut Islamic Studies. Dengan demikian, studi Islam secara harfiyah adalah kajian tentang hal-hal yang berkaitan dengan keislaman.
Dalam wacana studi Islam, Islam secara harfiyah berasal dari bahasa Arab yang mengandung arti selamat, sentosa dan damai. Dari kata salima diubah menjadi bentuk aslama yang berarti berserah diri. Dengan demikian, arti pokok Islam adalah ketundukan, keselamatan dan kedamaian.
Berpijak pada arti Islam di atas, maka studi Islam diarahkan pada kajian keislaman yang mengarah pada tiga hal :
Pertama, Islam yang bermuara pada ketundukan atau berserah diri. Sikap berserah diri kepada Tuhan itu secara inheren mengandung konsekuensi, yaitu pengakuan yang tulus bahwa Tuhan satu-satunya sumber otoritas yang serba mutlak. Kedua, Islam bermuara pada kedamaian. Makhluk hidup diciptakan dari satu sumber (Q.S Al-Anbiya':22). Manusia merupakan salah satu unsur yang hidup itu, juga diciptakan dari satu sumber, yakni thin melalui seorang ayah dan seorang ibu, sehingga manusia harus berdampingan dan harmonis dengan manusia yang lain, berdampingan dengan makhluk hidup lain, bahkan berdampingan dengan alam raya.
  Dari arti di atas, studi Islam mencerminkan gagasan tentang pemikiran dan praksis yang bernuansa pada ketundukan pada Tuhan, selamat di dunia-akhirat dan berdamai dengan makhluk lain.

b.   Pengertian Studi Islam secara terminologi
Studi Islam merupakan suatu disiplin ilmu yang membahasIslam,baik ajaran,kelembagaan,sejarah maupun kehidupan umatnya.Dalam prosesnya,usaha kajian ke-Islaman mencerminkan suatu trasmisi doktrin-doktrin keagamaan dari generasi ke generasi,dengan menjadikan tokoh-tokoh agama,mulai dari Rosulullah SAW sampai ustadz dan para da’i sebagai perantara sentral yang hidup (the living mediator).
Orang yang melakukan studi ke-Islaman disebut Islamisict atau dengan sebutan lain yaitu Islamolog.
1.      Dilihat dari pelaku studi Islam,muncul 2 tipologi,yakni:
a.    Insider(muslim)
b.   Outsider(non muslim)
2.      Bila dilihat dari sisi pendekatan ,muncul 2 tipologi besar,yakni:
a.       Pendekatan normatif(murni studi Islam)
b.      Pendekatan dengan menggunakan teori-teori non Islamic Studies.



2.  Sasaran dan Ruang Lingkup Studi Islam
Secara material sasaran studi Islam meliputi,pembahasan mengenai ajaran,doktrin,pemikiran,teks-teks,sejarah dan Intitusi ke-Islaman 1.Sedangkan secara filosofis studi Islam terarah pada beberapa fokus kajian,yakni:
a. Studi antara keilmuan dan keagamaan.
b. Studi wilayah (area studies) dengan tarjet yang ingin dicapai adala untuk memperluas cakrawala pemikiran dan penghayatan.Ke-Islaman secara
lebih luas yang bersumber dari “praxis”keberagaman Islam di Asia Tenggara ,Pakistan,Maroko,Saudi Arabia dan lain-lain.2
c. Dialog antar agama dan studi wanita (women studies).3
Dalam literatur-literatur ke-Islaman wanita hanya terkait pada bab “thaharoh,warisan,nifas,jilbab”,dan seterusnya.Tetapi dalam studi wanita thaharoh lebih jauh mengenai keterkaitan wanita dengan dunia pendidikan,tenaga kerja,perburuhan,pekerjaan dalam arti luas,kesetaraan dengan pria ditinjau dari sudut fungsi kelembagaan keluarga muslim.

3.  Pengertian Filologi
Filologi berasal dari bahasa Yunani philein, “ cinta “ dan logoskata “. Filologi merupakan ilmu yang mempelajari kebudayaan suatu bangsa dengan meneliti karya sastra yang meliputi naskah-naskah manuskrip, terutama yang berasal dari masa lampau seringkali sulit untuk dipahami, tidak karena bahasanya yang sulit, tetapi karena naskah manuskrip disalin berulang-ulang kali. Dengan begini naskah-naskah banyak memuat kesalahan-kesalahan.


 
1.Dr. Jamali Sahrodi “Metodologi Studi Islam” Ruang Lingkup Kajian Ke-Islaman
2. Dr. M.Amin Abdullah “Studi Agama” Normativitas atau Historisitas.(Pustaka Pelajar Yogyakarta 1996)
3. Laila Ahmed,Women And Gender in Islam : Historical Roots of Modern Debate(New Haven:Yak University Press,1992)
Tugas seorang filolog, nama untuk ahli filologi, ialah meneliti naskah-naskah ini, membuat laporan tentang keadaan nasklah-naskah ini dan menyunting teks yang ada di dalamnya. Ilmu filologi biasanya berdampingan dengan paleografi atau ilmu tentang tulisan pada masa lampau.4
Terdapat dua persoalan yang menjadi kegelisahan akademik Adams sehingga ia membuat pemetaan pendekatan studi Islam, yaitu pertama, Islam berkenan dengan betapa sulitnya membuat garis pemisah yang jelas antara mana wilayah yang Islami dan yang tidak. Kedua, agama, adanya persoalan yang sangat rumit ketika ada yang memahami agama (Islam) sebagai tradisi (tradition) dan sebagai kepercayaan (faith) ansich5. Penelitian Adams ini sangat penting karena pertama, beberapa universitas (baik di Barat maupun timur) ketika mempelajari studi agama. Di satu pihak, mahasiswa ditunut agar dapat memahami agama dalam orientasi akademik, pada pihak yang lain, mereka harus menjaga nilai transendetal dari  agama. Dalam mengkaji persoalan agama dan Islam, Charles J. Adams telah menelaah karya-karya peneliti sebelumnya, diantaranya Von Grunebaum, W.C. Smith, Keneth Gragg. Dari karya-karya itu Adams membuat pemetaan terhadap pendekatan studi Islam seperti tercantum diatas.

B.       Pemahaman Agama Melalui Pendekatan Filologi
Tampaknya penelitian agama memang tidak dapat dipisahkan dari aspek bahasa, karena manusia adalah makhluk berbahasa sedangkan doktrin agama dipahami, dihayati dan disosialisasikan melalui bahasa. Sesungguhnya pengertian bahasa amat luas dan beragam seperti bahasa isyarat, bahasa tanda, bahasa bunyi, bahkan bahasa manusia, bahasa binatang dan bahasa alam. Melalui bahasa manusia dan makhluk-makhluk lain dapat berkomunikasi.
5 Charles J.Adam”The Development of Islamic States in Canada dalam Earle Waught,Baha Abu Laban dan Regal Quresh(eds) Muslim Community in North America.
Pembahasan berikut ini mengenai pengertian bahasa yang dipersempit dan diartikan sebagai kata-kata yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan atau memerintah. Dalam kehidupan sehari-hari kita bisa merasakan perbedaan antara bahasa iklan, bahasa politik, bahasa ilmu pengetahuan maupun bahasa obrolan penuh persahabatan. Jika kita memahami sebuah wacana hanya dari segi ucapan literalnya, maka kita bukannya disebut orang jujur dan lugu, melainkan orang yang bodoh dan tidak komunikatif sebagai makna sebuah kata ataupun kalimat selalu berkaitan dengan konteks. Hal demikian juga terjadi dalam bahasa agama, karena di dalam bahasa agama banyak digunakan bahasa simbolik dan metaforik, maka kesalahpahaman untuk menangkap pesan dasarnya mudah terjadi. Sekaligus untuk menghindari kesalahpahaman, sebaiknya kita sepakati lebih dahulu apa pengertian bahasa agama serta apa saja cakupan masalahnya6. Istilah bahasa agama dalam buku ini menunjuk pada tiga macam bidang kajian dan wacana. Pertama, ungkapan-ungkapan  yang digunakan untuk menjelaskan obyek pemikiran yang bersifat metafisi, terutama tentang Tuhan. Kedua, bahasa kitab suci terutama bahasa Al-Qur'an dan Ketiga  bahasa ritual keagamaan.
Jadi penelitian agama dengan menggunakan pendekatan filologi dapat dibagi dalam tiga pendekatan, antara lain :

a.      Metode Tafsir
Pendekatan filologi terhadap Al-Qur'an adalah pendekatan atau metode tafsir. Metode tafsir merupakan metode tertua dalam pengkajian agama. Sesuai dengan namanya, tafsir berarti penjelasan, pemahaman dan perincian atas kitab suci, sehingga isi pesan kitab suci dapat dipahami sebagaimana dikehendaki oleh Tuhan.7


 
6Komarudin Hidayat,M, Memahami Agama: Sebuah Kajian Hermeneutik,Jakarta:Paramadina,1996 hlm.2
7 Studi Islam IAIN Sunan Ampel Surabaya. Pengantar Studi Islam. (Surabaya; IAIN Sunan Ampel Press Surabaya. 2002). Hlm.152

Sementara itu Imam al-Zurqani mengatakan bahwa tafsir adalah ilmu yang membahas kandungan Al-Qur'an baik dari segi pemahaman, makna maupun arti sesuai yang dikehendaki Allah menurut kadar kesanggupan manusia. Selanjutnya, Abu Hayan – sebagaimana dikutip al-Suyuti mengatakan bahwa di dalam tafsir terdapat pembahasan mengenai cara mengucapkan lafadz-lafadz disertai makna serta hukum-hukum yang terkandung di dalamnya. Al-Zarkasi mengatakan bahwa tafsir adalah ilmu yang fungsinya untuk mengetahui kandungan kitabullah (Al-Qur'an) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan cara mengambil penjelasan makna, hukum hikmah yang terkandung di dalamnya. 

b.      Pendekatan Filologi terhadap As-Sunnah (Al-Hadits)
As-Sunnah secara etimologi berarti tradisi atau perjalanan. Sedangkan al-Hadits secara etimologi berarti ucapan atau pernyataan dan sesuatu yang baru. Dalam arti teknis As-Sunnah (Sunnatur Rasul) identik dengan Al-Hadits.
Selanjutnya dalam penulisan berikutnya memakai istilah Al-Hadits. Sebagaimana halnya Al-Qur'an, Al-Haditspun telah banyak diteliti oleh para ahli, bahkan dapat dikatakan penelitian terhadap Al-Hadits lebih banyak kemungkinannya disbanding penelitian terhadap Al-Qur'an. Hal ini antara lain dilihat dari segi datngnya Al-Qur'an dan Hadits berbeda. Kedatangan (wurud) atau turun (nuzul) nya Al-Qur'an diyakini secara mutawatir berasal dari Allah. Tidak ada satu ayat Al-Qur'an pun diragukan sebagai yang bukan berasal dari Allah SWT. Atas dasar ini maka dianggap tidak perlu meneliti apakah ayat-ayat Al-Qur'an itu berasal dari Allah atau bukan. Hal ini berbeda dengan Al-Hadits. Dari segi dating (al-wurud) nya hadits tidak seluruhnya diyakini berasal dari nabi, melainkan ada yang berasal dari selain Nabi. Hal ini selain disebabkan sifat dari lafadz-lafadz yang tidak bersifat mu'jizat, juga disebabkan perhatian terhadap penulisan hadits pada zaman Rasulullah agak kurang, bahkan beliau pernah melarangnya.
Kajian mengenai persoalan sanad, apakah terdapat persambungan atau tidak, mulai dari Rasul kemudian perawi pertama sampai yang terakhir. Dan yang tak kalah pentingnya ialah persoalan jumlah dan kualitas perawinya, sehingga dapat diketahui dengan jelas klasifikasi dan kualitas hadits itu, disiplin itu kemudian dikenal dengan ilmu riwayah dan diroyah.
Tiap-tiap dari dua ilmu hadits tersebut memiliki dasar-dasar yang harus diketahui dan dikuasai, agar orang yang memulai mempelajarinya, benar-banar mengerti.
Batasan ilmu hadits dirayah yang lebih dikenal dengan ilmu Mustholah Hadits adalah suatu disiplin ilmu pengetahuan untuk mengetahui hal ihwal sanad dan materi hadis, cara-cara penerimaan dan penyampaian hadis, serta sifat-sifat para perawi dan lain-lainnya.
Obyek ilmu hadits dirayah adalah sanad dan matan, sehubungan dengan kesahihan, hasan dan dhaifnya.
Penyusun pertama ilmu hadits dirayah ialah Al-Qadhi Abu Muhammad Al-Hasan bin Abdur Rahman Ar-Ramahurmuz. Beliau memberi judul karya tulisnya itu dengan Al-Muhaddits Al-Fashil.
Pengambilan ilmu hadis dirayah adalah dari hasil penelitian terhadap perilaku dan keadaan para perawi hadits.
Sedangkan batasan ilmu hadits riwayah adalah suatu disiplin ilmu pengetahuan untuk mengetahui cara-cara pengutipan segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, ikrar (pengakuan) maupun sifat.
Obyek ilmu hadits riwayah adalah pribadi Nabi Muhammad SAW yakni sesuatu yang khusus berkaitan dengan beliau.
Perintis pertama ilmu hadis riwayah adalah Imam Muhammad bin Syihab Az-Zuhri, pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz, atas instruksi beliau sesudah Nabi Muhammad SAW wafat.
Pengambilan ilmu hadits riwayah adalah dari perkataan, perbuatan dan ikrar atau pengakuan-pengakuan Nabi Muhammad SAW.
c.       Pendekatan Filologi terhadap Teks, Naskah dan Kitab-Kitab  Hermeneutika
Hermenutika secara etimologi berasal dari kata kerja hermeneuin artinya menyampaikan berita. Pengertian yang lebih lengkap dinyatakan Stephen WL bahwa hermeneutika adalah Studi of understanding, especially by interpriting action and text.
Asumsi dari pemikiran hermeneutika ini, sebagaimana juga dalam pemikiran fenomenologi dan pendekatan interpretasi. Pada mulanya hermeneutika ini hanya dipahami sebagai metode untuk menafsirkan teks-teks yang terdapat dalam karya sastra, kitab-kitab suci dan kitab-kitab lainnya, tetapi kemudian penggunaan hermeneutika sebagai metode penafsiran semakin maluas dan berkembang, baik dalam cara analisisnya maupun obyek kajiannya.
Fungsi metode hermeneutika adalah agar tidak terjadi distorsi pesan atau informasi antara teks, naskah dan kitab-kitab, penulis-penulisnya serta para pembacanya. Karena itu untuk memperoleh pemaknaan yang lebih konfrehensif, terdapat tiga pusaran yang dijadikan starting point dan point of view yakni aspek kebahasaan, dunia sendiri-sendiri yang bisa saling mendukung atau sebaliknya membelokkan pemaknaan yang diberikan. Teks memiliki gaya bahasa, struktur kalimat, pilihan kata dan keterbatasan-keterbatasan yang tidak sekedar mengandung pesan yang hendak disampaikan oleh penulis kepada pembaca tetapi juga mengandung perasaan dan budaya yang bisa jadi dipahami secara berbeda oleh pembaca yang satu dengan lainnya. Ungkapan bahasa adalah perasaan, bahasa adalah bangsa dan bahasa adalah budaya. Hal ini menggambarkan bahwa bahasa tidak bebas nilai. Bahasa senantiasa berkaitan dengan hukum being, baik berupa ideology, nilai maupun budaya masyarakat.



d.      Manfaat Filologi
Berbicara mengenai filologi berarti kita berbicara mengenai teks,karena focus kajian filologi adalah teks.Islam dan studi ke-Islaman telah jauh berkembang,dari sekedar pengajaran Islam.
Berikut ini adalah manfaat filologi:
1. Menambah khasanah baru dalam kajian ke-Islaman
2. Terbukanya makna-makna teks dan manuskrip ke-Islaman sehingga dapat diambil manfaat dalam studi Islam modern.
3. Mempersempit celah distorsi pemahaman terhadap kitab-kitab dan teks antara pembaca dan pengarang.
4. Karya-karya filologis Barat pada akhirnya menjadi bahan dan sumber utama dalam kajian-kajian ke-Islaman modern.
5. Merangsang untuk mengoperasikan pendekatan kesejarahan berdasarkan dokumen-dokumen yang tersedia.




BAB III
ANALISIS

Islam telah menjadi kajian yang menarik minat banyak kelangan. Studi ke Islaman pun berkembang. Islam tidak lagi dipahami hanya dalam pengertian historis dan doktriner, tetapi telah menjadi fenomena yang kompleks. Islam tidak hanya terdiri dari rangkaian petunjuk formal tentang bagaimana seorang individu harus memaknai kehidupannya. Islam telah menjadi sebuah system budaya, peradaban, komunitas politik, ekonomi, dan bagian sah dari ilmu perkembangan dunia. Mengkaji dan mendekati Islam, tidak lagi mungkin hanya dari satu aspek, karenanya dibutuhkan metode dan pendekatan interdisiplinner.
Kajian agama, termasuk Islam seperti disebutkan  di atas dilakukan oleh sarjana Barat dengan menggunakan ilmu-ilmu social dan humanities, sehingga muncul sejarah agama, psikologi agama, sosiologi agama, antropologi agama dan lain-lain. Dalam perjkalanan dan pengembangannya, sarjana Barat bukan hanya menjadikan masyarakat Barat sebagai lapangan penelitiannya, namun juga masyarakat di negara-negara berkembang yang kemudian memunculkan orientalisme. Bahkan oleh Muhammad Abdul Rouf, Islamic Studies disebut dengan oriental studies.
Sarjana Barat sebenarnya telah lebih dahulu dan lebih lama melakukan kajian terhadap fenomena Islam dari pelbagai aspek: sosiologis, cultural, perilaku politik,doktrin, ekonomi, prkembangan tingkat pendidikan, jaminan keamanan, perawatan kesehatan, perkembangan minat dan kajian intelektual dan seterusnya. 
Sejumlah karya telah lahir dari sejumlah pengkaji dari tipologi insider dan outsider. Demikian juga sejumlah ilmuwan telah membuktikanbetapa besar peran teori-teori ilmu non Islamic Studies seperti filologi, hermeneutika dan semiotrika antropologi dan lain sebagainya. Dalam kajian Study Islam diantara kesekian ilmu non Islamic Studies yang besar peranannya adalah metode filologi dan hermeneutika yang sangat dekat dengan tuntutan Studi Islam.
Kajian ke Islaman yang dilakukan oleh orang-orang Barat pada mulanya adalah upaya pertahanan diri atas keyakinan yang diyakini mereka terhadap Islam sebagai agama yang paling cepat berkembang. Metode yang digunakan adalah :
a.         Fenomenologi                  : yaitu kajian Islam berdasarkan bagaimaan Islam dipahami oleh umatnya.
b.        Filologi dan Sejarah        : yaitu sebagai tahap lebih lanjut dari metode ini menitik beratkan pada naskah-naskah evidensi historis hingga produk yang dihasilkannya sering merupakan kontruksi ideal dan presentasi komunitas lapisan atas yang tidak menggambarkan kondisi masyarakat secara umum dan real.1Hasil-hasil studi ke Islaman perspektif outsider.
Beberapa buku perkenalan umum tentang Islam sebagai agama peradaban yaitu :
1.        An Introduction To Islam (1985) Frederick M. Denny
2.        Islam : A Cultural Perspektive (1982) Ricard Martin Informatif dan banyak digunakan oleh pemula.
3.        A History Of Islamic Societies (1998) Ira M. Lapidus. Buku yang menilik Islam dari aspek social historisnya.
4.        Islamic History : A Frame Work For Inquiry (ed. Revisi 1991) meneliti sejarah Islam dan Umatnya.
Hasil studi Islam perspektif insider adalah sebagai berikut :
1.        Munculnya Iman-iman mujtahid yang memiliki ilmu ke Islaman secara detail yang dari segi kajian fiqih adalah Iman Madzahibil Arba’ah
2.        Munculnya para mufatsir-mufatsir Al Qur’an yang mengikuti teks dan konteks Al Qur’an.
3.        Terkodifikasinya hadits-hadits nabi oleh iman-iman ahli hadits (Imam Bukhori, Imam Muslim, Imam Baihaqi, Imam Ibnu Majah dan lain-lain.




 
1.Nur A. Fadli Lubis “ Beberapa Trend Baru Kajian Ke Islaman di Amerika Serikat, Suatu survey KEpustakaan ( makalah 1994) hal 3
BAB IV
KESIMPULAN

Penyusun akan menyimpulkan penjelasan-penjelasan di atas, antara lain :
A.    Islam dan Sasaran Pendekatan Studi Islam
Studi Islam secara harfiyah adalah kajian tentang hal-hal yang berkaitan dengan keislaman. Studi Islam sebagai kajian tidak lepas dari aspek sasaran keagamaan dan yang sangat dibutuhkan dalam diskursus ini
B.     Pemahaman Agama Melalui Pendekatan Filologi
Filologi merupakan studi kerohanian dengan menelaah karya sastra atau sumber-sumber tertulis yang biasanya berhubungan dengan aspek bahasa agama. Istilah bahas agama menunjuk pada tiga macam bidang kajian. Pertama, ungkapan-ungkapan yang digunakan untuk menjelaskan obyek pemikiran yang bersifat metafisis, terutama tentang Tuhan. Penelitian agama dengan menggunakan filologi dapat dibagi dalam tiga pendekatan, yaitu metode tafsir, pendekatan filologi terhadap As-Sunnah (Al-Hadits) dan pendekatan filologi terhadap teks, naskah dan kitab (hermeneutika).
Kedua, bahasa kitab suci terutama bahasa Al Qur’an sebagai sumber normative studi Islam. Kualitas materi dan keindahan bahasa Al Qur’an membuat banyak sarjana barat pada abad ke 19 melakukan studi tentang pembentukan teks Al Qur’an, kronologis turnnya Al Qur’an, sejarah teks, variasi bacaan, hubungan antara Al Qur’an dengan kitab-kitab sebelumnya dan isu-isu lain seputar itu.
Ketiga bahasa ritual keagamaan sebagai bahasa komunikasi untuk menjalankan syariat Islam.
Demikianlah makalah ini yang dapat kami susun sebagai manifestasi dari apa yang telah kami baca dan pelajari dari berbagai sumber yang kami jadikan rujukan.


Tiada kesempurnaan salain milik Allah, dan tiada kekurangan selain milik manusia.
Dan sebagai penutup kami haturkan seribu rasa terimakasih kepada Bapak Dosen Pembimbing Drs. A. Slamet, M.Si, atas arahan dan bimbingannya kepada kami.




DAFTAR PUSTAKA

Studi Islam IAIN Sunan Ampel Surabaya. 2002. Pengantar Studi Islam. Surabaya; IAIN Sunan Ampel Press.

Al-Mas'udi, Hafizh Hasan. 1999. Ilmu Mustholah Hadis. Surabaya; Al-Hidayah.

Romdon. 1996. Metodologi Ilmu Perbandingan Agama. Jakarta; Raja Grafindo Persada
http://id.wikipedia.org/wiki/filologi
Charles J. Adams, Foreword dalam Richard C Martin (ed), Approaches to Islam in Religious Studies, ( USA : The Arizona Board of Regents, 1985
Richard C. Martin, (ed) Approaches to Islam in Religions Studies Charles J. Adams, “ Islamic Religious Tradition, “ dalam The Study of the Middle East : Research and Scolarship in the Humanities and Social Sciences, ed. Leonard Binder (New York : John Wiley & Sons, 1976)
M. Amin Abdullah, Islamic Studies di Perguruan Tinggi Pendekatan Intregatif-Interkonektif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006)
M. Amin Abdullah,Studi Agama Normativitas atau Historisitas(Pustaka Pelajar Yogyakarta 1996)
Dr.Jamali,Sahrodi”Metodologi Studi Islam”ruang lingkup kajian ke-islaman.


makalah metode filologi




0 Response to "makalah metode filologi"

APLIKASI PENGHASIL UANG

>